model konseptual keperawatan pada PEMENUHAN CAIRAN ELEKTROLIT TUBUH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Tubuh
memiliki mekanisme pengaturan untuk mempertahankan komposisi cairan agar dalam
kondisi yang seimbang atau tetap. Banyak organ yang terlibat dalam proses
mekanisme ini. Air
merupakan komponen terbesar dari tubuh, sekitar 45- 75% total berat badan, ⅔
nya merupakan cairan intra sel
dan sisa nya
ekstra sel
dengan ¼ nya tardapat pada intravaskuler dan ¾ sisa nya merupakan intertisial,. Normal kebutuhan cairan
adalah 35 cc/KgBB/hr. Namun bila di rata-rata kan, kebutuhan intake
(masukan) air pada orang dewasa adalah dari ingesti liquid 1500 cc, dari makanan 700 cc, air dari
oksidasi 200 cc sehingga totalnya 2400 cc/hari. Sedangkan untuk pengaturan
keseimbangan cairan tubuh terdapat mekanisme pembuangan cairan tubuh yang
melibatkan berbagai organ. Pengeluaran air yang terbanyak terjadi di ginjal, sekitar 1200-1500
cc/hr. Ketika defisit volume cairan ekstra seluler, maka akan terjadi
beberapa mekanisme,yaitu:
- di produksi ADH (anti diuretic
hormone) yang berfungsi untuk mereabsorpsi air.
- aldosteron di produksi oleh corteks adrenal,
berfungsi untuk mereabsorpsi Na yang . berefek pada peningkatan air di
ekstraseluler.
- renin yang di lepaskan sel jukstaglomerural
ginjal, berfungsi untuk vasokontriksi dan sekresi aldosteron.
1.1
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan distribusi cairan dan elektrolit
tubuh?
2. Berapa proporsi cairan dan elektrolit tubuh?
3. Apa yang dimaksud dengan regulasi cairan dan elektrolit
tubuh?
4. Faktor apa saja yang mempegaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh?
5. Masalah ganguan cairan dan elektrolit tubuh?
1.3 TUJUAN
PENULISAN
Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk lebih memahami tentang cairan dan elektrolit yang ada di dalam tubuh
manusia.
1.4 MANFAAT PENULISAN
Dengan adanya penyususnan makalah ini
mampu mempermudah penyusun dan pembaca guna memahami materi Cairan dan Elektrolit yang ada didalam
tubuh. Kemudian penyusunan makalah ini menambahkan pengalaman dan
kemampuan penulis dalam membuat sebuah karya tulis berupa makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Cairan
Tubuh
Defini Cairan Tubuh
Air
merupakan komponen terbesar dari tubuh, sekitar 45- 75% total berat badan, ⅔
nya merupakan cairan intra sel
dan sisa nya
ekstra sel
dengan ¼ nya tardapat pada intravaskuler dan ¾ sisa nya merupakan intertisial.
Lemak tubuh bebas air, sehingga yang kurus memiliki jumlah air lebih banyak di banding yang gemuk.
Distribusi
cairan tubuh adalah relatif tergantung pada ukuran tubuh itu sendiri.
- dewasa 60%
- anak-anak 60 – 77%
- infant 77%
- embrio 97%
- manula 40 – 50 %
pada
manula, prosentase total cairan tubuh berkurang di karenakan sudah mengalami
kehilangan jaringan tubuh.
- intracellular volume = total body water – extracellular
volume.
- interstitial fluid volume = extracellular fluid volume
– plasma volume.
- total bloods volume = plasma volume / (1 - hematocrite).
2.2 Proporsi cairan
tubuh
BBL : 80 % bb
Anak : 70 % bb
Dewasa : 60 % bb
Usila : 40 –45 % bb
BBL : 80 % bb
Anak : 70 % bb
Dewasa : 60 % bb
Usila : 40 –45 % bb
2.3 Regulasi Cairan dan
Elektrolit Tubuh
a. Regulasi
Cairan Tubuh
Tubuh
memiliki mekanisme pengaturan untuk mempertahankan komposisi cairan agar dalam
kondisi yang seimbang atau tetap. Banyak organ yang terlibat dalam proses
mekanisme ini.
Normal
kebutuhan cairan adalah 35 cc/KgBB/hr. Namun bila di rata-rata kan, kebutuhan intake
(masukan) air pada orang dewasa adalah dari ingesti liquid 1500 cc, dari makanan 700 cc, air dari
oksidasi 200 cc sehingga totalnya 2400 cc/hari. Sedangkan untuk pengaturan
keseimbangan cairan tubuh terdapat mekanisme pembuangan cairan tubuh yang
melibatkan berbagai organ. Organ tersebut adalah melalui kulit 300-400 cc
berupa keringat dan penguapan namun tergantung pada aktivitas dan suhu. Dari
paru-paru 300-400
cc berupa uap air dari ekspirasi. Dari GIT sekitar 200 cc/ hari dan akan
meningkat pada kasus diare. Pengeluaran air yang terbanyak terjadi di ginjal,
sekitar 1200-1500 cc/hr. Ketika defisit volume cairan ekstra seluler, maka akan terjadi
beberapa mekanisme,yaitu:
- di produksi ADH (anti diuretic
hormone) yang berfungsi untuk mereabsorpsi air.
- aldosteron di produksi oleh corteks adrenal,
berfungsi untuk mereabsorpsi Na yang . berefek pada peningkatan air di
ekstraseluler.
- renin yang di lepaskan sel jukstaglomerural
ginjal, berfungsi untuk vasokontriksi dan sekresi aldosteron.
2.4 Faktor yang
Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Adapun Faktor-faktor yang
berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh antara
lain :
A.Umur :
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung
dari usia, karena usia akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme,
dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan
keseimbangan cairan di banding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan
keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
B.Iklim :
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
B.Iklim :
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
C.Diet :
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elektrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat di perlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
D.Stress :
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
E.Kondisi Sakit :
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh Misalnya :
- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
f.Tindakan Medis :
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.
g.Pengobatgan :
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
h.Pembedahan :
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.
Gangguan
Keseimbangan Cairan dan eletrolit tubuh,yaitu:
1.
Dehidrasi.
2.
Syok hipovolemik.
Gangguan
Keseimbangan Elektrolit.
1.
Hiponatremia.
Definisi
: kadar Na+ serum di bawah normal (<>
Causa
: CHF, gangguan ginjal dan sindroma nefrotik, hipotiroid, penyakit Addison
Tanda dan Gejala :
- Jika Na plasma turun 10 mEq/L
dalam beberapa jam, pasien mungkin mual, muntah, sakit kepala dan keram
otot.
- Jika Na plasma turun 10 mEq/L
dalam satu jam, bisa terjadi sakit kepala hebat, letargi, kejang,
disorientasi dan koma.
- Mungkin pasien memiliki tanda-tanda
penyakit dasar (seperti, gagal jantung, penyakit Addison).
- Jika hiponatremia terjadi
sekunder akibat kehilangan cairan, mungkin ada tanda-tanda syok seperti
hipotensi dan takikardi.
2. Hipernatremia
Definisi : Na+ serum di
atas normal (>145 mEq/L)
Causa : Kehilangan Na+
melalui ginjal misalnya pada terapi diuretik, diuresis osmotik, diabetes
insipidus, sekrosis tubulus akut, uropati pasca obstruksi, nefropati
hiperkalsemik; atau karena hiperalimentasi dan pemberian cairan hipertonik
lain.
Tanda dan Gejala : iritabilitas otot,
bingung, ataksia, tremor, kejang dan koma yang sekunder terhadap hipernatremia.
3. Hipokalemia
Definisi : kadar K+ serum di bawah normal (<>
Etiologi)
- Kehilangan K+ melalui saluran
cerna (misalnya pada muntah - muntah, sedot nasogastrik,
diare, sindrom malabsorpsi, penyalahgunaan pencahar)
- Diuretik
- Asupan K+ yang tidak cukup dari
diet
- Ekskresi berlebihan melalui
ginjal
- Maldistribusi K+
- Hiperaldosteron
Tanda
dan Gejala : Lemah (terutama otot-otot proksimal), mungkin arefleksia,
hipotensi ortostatik, penurunan motilitas saluran cerna yang menyebabkan ileus.
Hiperpolarisasi myokard terjadi pada hipokalemia dan dapat menyebabkan denyut
ektopik ventrikel, reentry phenomena, dan kelainan konduksi. EKG sering
memperlihatkan gelombang T datar, gelombang U, dan depresi segmen ST.
4. Hiperkalemia
Definisi : kadar K+ serum
di atas normal (> 5,5 mEq/L)
Etiologi :
- Ekskresi renal tidak adekuat; misalnya pada gagal ginjal akut atau
kronik, diuretik hemat kalium, penghambat ACE.
- beban kalium dari nekrosis sel
yang masif yang di sebabkan trauma (crush
injuries), pembedahan mayor, luka bakar, emboli arteri akut, hemolisis,
perdarahan saluran cerna atau rhabdomyolisis. Sumber eksogen meliputi
suplementasi kalium dan pengganti garam, transfusi darah dan penisilin
dosis tinggi juga harus di pikirkan.
- Perpindahan dari intra ke
ekstraseluler; misalnya pada asidosis, digitalisasi, defisiensi insulin
atau peningkatan cepat dari osmolalitas darah.
- Insufisiensi adrenal
- Pseudohiperkalemia. Sekunder
terhadap hemolisis sampel darah atau pemasangan torniket terlalu lama
- Hipoaldosteron
Tanda
dan Gejala : Efek terpenting adalah perubahan eksitabilitas jantung. EKG
memperlihatkan perubahan-perubahan sekuensial seiring dengan peninggian kalium
serum. Pada permulaan, terlihat gelombang T runcing (K+ > 6,5 mEq/L). Ini di susul dengan interval PR
memanjang, amplitudo gelombang P mengecil, kompleks QRS melebar (K+ = 7 sampai
8 mEq/L). Akhirnya interval QT memanjang dan menjurus ke pola sine-wave. Fibrilasi
ventrikel dan asistole cenderung terjadi pada K+ > 10 mEq/L. Temuan-temuan
lain meliputi parestesi, kelemahan, arefleksia dan paralisis ascenden.
Penanganan
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
TERAPI CAIRAN
Definisi
Terapi
cairan adalah tindakan untuk memelihara, mengganti milieu interiur dalam
batas-batas fisiologis.
Indikasi, antara lain:
- Kehilangan cairan tubuh akut
- Kehilangan darah
- Anoreksia
- Kelainan saluran cerna
2.5 Masalah
ganngguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
·
KETIDAKSEIMBANGAN
CAIRAN :
1.Hypervolemia ( peningkatan volume cairan )
Terjadi oleh karena :
a. Peningkatan intake infus , psychotic drinking episode
b. Penurunan output renal failure, chd, ketidakseimbangan endokrin, penggunaan obat-obat steroid.
Terjadi oleh karena :
a. Peningkatan intake infus , psychotic drinking episode
b. Penurunan output renal failure, chd, ketidakseimbangan endokrin, penggunaan obat-obat steroid.
Tanda dan gejala :
Peningkatan plasma :
Dilusi protein bermol besar, RBC , penurunan konsentrasi protein plasma, penurunan HCT.
Peningkatan tekanan darah, distensi vena jugularis, overload sirkulasi.
Peningkatan cairan interstitial edema, peningkatan bb, peningkatan turgor kulit, bengkak pada kelopak mata.
Peningkatan plasma :
Dilusi protein bermol besar, RBC , penurunan konsentrasi protein plasma, penurunan HCT.
Peningkatan tekanan darah, distensi vena jugularis, overload sirkulasi.
Peningkatan cairan interstitial edema, peningkatan bb, peningkatan turgor kulit, bengkak pada kelopak mata.
Edema paru :
Batuk-batuk dengan dahak berbusa, bercak darah Dyspnea
Batuk-batuk dengan dahak berbusa, bercak darah Dyspnea
Asites : dyspnea
2.Hypovolemia (penurunan volume cairan)
Terjadi oleh karena :
Peningkatan output : perspitasi, drainage pada luka bakar, abses, diare, muntah-muntah, gastric suction.
Hemorrhagic
Diabetes insipidus
Penurunan intake ,ketidakseimbangan elektrolit
Tanda dan gejala :
Penurunan plasma : peningkatan konsentrasi plasma protein, peningkatan hct (kecepatan pada hemorrhagic); penurunan tekanan darah penurunan cardiac output di uresis menurun dan kolaps pembuluh darah superficial kulit dingin dan berkeringat.
Penurunan cairan interstitial penurunan turgor kulit, mukosa membran kering, mata cekung, penurunan bb, peningkatan temp.
Terjadi oleh karena :
Peningkatan output : perspitasi, drainage pada luka bakar, abses, diare, muntah-muntah, gastric suction.
Hemorrhagic
Diabetes insipidus
Penurunan intake ,ketidakseimbangan elektrolit
Tanda dan gejala :
Penurunan plasma : peningkatan konsentrasi plasma protein, peningkatan hct (kecepatan pada hemorrhagic); penurunan tekanan darah penurunan cardiac output di uresis menurun dan kolaps pembuluh darah superficial kulit dingin dan berkeringat.
Penurunan cairan interstitial penurunan turgor kulit, mukosa membran kering, mata cekung, penurunan bb, peningkatan temp.
·
KETIDAKSEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Ketidakseimbangan isotonis,: perubahan volume cairan
extracell yang di sertai
dengan perubahan elektrolit secara proporsional isotonic Tidak terjadi sel edema / keriput dengan cairan intracell.
Penyebab :
Peningkatan : infus nacl 0,9 %, hypersekresi aldosteron; peningkatan volume cairan keseimbangan peningkatan dengan jumlah natrium
Penurunan : kehilangan cairan yg mengandung natrium secara proporsional ,perdarahan, respirasi drainage luka
Penyebab :
Peningkatan : infus nacl 0,9 %, hypersekresi aldosteron; peningkatan volume cairan keseimbangan peningkatan dengan jumlah natrium
Penurunan : kehilangan cairan yg mengandung natrium secara proporsional ,perdarahan, respirasi drainage luka
Ketidakseimbangan Natrium :
Terjadi oleh karena :
Peningkatan / penurunan natrium, volume cairan tetap. Natrium tetap, penurunan/penungkatan volume cairan.
Terjadi oleh karena :
Peningkatan / penurunan natrium, volume cairan tetap. Natrium tetap, penurunan/penungkatan volume cairan.
Hyponatremi
Oleh karena :
Penurunan ointake natrium
Peningkatan : output natrium cairan hypotonis
Enema dengan air kran
Penurunan : output cairan Sekresi adh oleh karena stress, cancer, cerebral disorder, pain, trauma surgical, penggunaan morphin/obat anestesi.
Oleh karena :
Penurunan ointake natrium
Peningkatan : output natrium cairan hypotonis
Enema dengan air kran
Penurunan : output cairan Sekresi adh oleh karena stress, cancer, cerebral disorder, pain, trauma surgical, penggunaan morphin/obat anestesi.
1.
Konsentrasi Na extracell
menurun
2.
Cairan extracell ,intracell ,cell edema
3.
Edema cell otak ,neural symptom
4.
Twitching
5.
Hyper irritable
6.
Disorientasi
7.
Convulsi
8.
Coma
9.
Edema tempat lain,lemah, anorexia, nausea, vomiting,
abdominal cramp, diare.
Hypernatremi
Oleh karena :
Peningkatan intake natrium
Penurunan volume darah - sulit menelan,gangguan rasa haus, penurunan air di lingkungan, diabetes insipidus, perpitasi.
Oleh karena :
Peningkatan intake natrium
Penurunan volume darah - sulit menelan,gangguan rasa haus, penurunan air di lingkungan, diabetes insipidus, perpitasi.
Konsentrasi cairan extracell meningkat
Cairan intracell, extracell,cell keriput, rasa haus.
Keriput sel otak ,tampak ketakutan, gelisah, koma.
Keriput sel lain, kulit kering,mukosa membran kering, mata cekung, lidah beralur jelas.
Cairan intracell, extracell,cell keriput, rasa haus.
Keriput sel otak ,tampak ketakutan, gelisah, koma.
Keriput sel lain, kulit kering,mukosa membran kering, mata cekung, lidah beralur jelas.
Tanda dan gejala lain pada
:
Hyponatremi
Hypernatremi tergantung pada penyebab.
Hyponatremi
Hypernatremi tergantung pada penyebab.
Hypokalemia
Penurunan kalium extracell oleh karena :Penurunan intake kalium
Peningkatan output kalium : gastrointestinal losses diare, urine, peningkatan sekresi aldosteron, alkalosis.
Penurunan kalium extracell oleh karena :Penurunan intake kalium
Peningkatan output kalium : gastrointestinal losses diare, urine, peningkatan sekresi aldosteron, alkalosis.
2.6 Asuhan keperawatan
klien dengan keseimbangan Cairan dan Elektrolit
ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN LEEKTROLIT
Tanggal Mrs :
20 Februari 2011
Ruang :
Instalasi Gawat Darurat
No. Registrasi : 809
Tgl. Pengkajian : 22 Februari 2011
BIODATA
Nama :
Ny “SP”
Jenis kelamin : Perempuan
Umur :
45 tahun
Status perkawinan : Kawin
Pekerjaan :
Wiraswasta (guru)
Agama :
Islam
Pendidikan terakhir : Perguruan Tinggi
Alamat :
Bongso – Mojowarno
RIWAYAT KESEHATAN KLIEN
1.
Keluhan utama
Pasien mengatakan
pusing, mual, muntah dan sering buang air besar
2.
Riwayat kesehatan sekarang
+ 1 minggu pasien mengatakan pusing disertai
mual, muntah dan diare, pasien mengalami kelemahan pada kedua kaki
3.
Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan
pernah mengalami gejala usus buntu
4.
Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan
tidak pernah menderita penyakit menular ataupun menurun, seperti TBC, jantung,
asma, DM dan penyakit menurun lainnya.
POLA AKTIFITAS SEHARI – HARI
1
|
Pola tidur
|
|
|
|
- Tidur siang
|
1-3 jam / hari
|
Tidur siang pukul 11-12 (tidak tentu)
|
|
- Tidur larut malam
|
Pukul 02.00 – 04.00
|
Pukul 12.00 – 06.00
|
|
- Masalah tidur
|
Kepala pusing
|
Suasana tidak nyaman
|
|
- Hal yang
mempermudah tidur
|
Nonton TV, membaca buku
|
Obat – obatan (efek samping)
|
2
|
Pola eliminasi
(BAB + BAK)
|
BAB 1 x / hari
BAK 3-6x/hari
|
BAB 5-10x/hari
1-2 x/hari
|
3
|
Pola makan + minum
|
3x1 (lauk, sayur, nasi) minum 8 gelas/hari
|
3x1 (mekanan yang disediakan di RS) minum
10 gelas / hari
|
4
|
Personal hygiene
|
Mandi, gosok gigi, ganti baju 2x sehari
|
Personal hygiene dengan bantuan minimal
|
PEMERIKSAAN FISIK
1.Pemeriksaan Umum
-
Keadaan umum : lemah
-
TTV normal; TD:120/90mmHg, S:36,5’C , N:84/mnt,RR:20X/mnt
2.Pemeriksaan Fisik (Inspeksi,Palpasi,Perkusi,Auskultasi)
-
Kepala : simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
bila ditekan, penyebaran rambut merata, kulit kepala bersih
-
Wajah : pucat
-
Mata : konjungtiva pucat, sklera puti, mata simetris
-
Telinga : bentuk simetris, tidak ada sekret, ketajaman
mendengar Å
-
Hidung : simetris, tidak ada sekret / polip, tidak ada
pernafasan cuping hidung
-
Mulut : taksil tidak bengkak, lidah bersih, stomatis
(-)
-
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid /
venajugularis
-
Abdomen : terdapat nyeri perut, turgor kulit menurun
-
Data penunjang :
Elektrolit
|
Hasil
|
Normal
|
Natrium
|
140,4
|
138
– 142 Meg/L
|
Kalium
|
2,04
|
3,5
– 5,5 Meg/L
|
Clorida
|
104,4
|
94
– 111 Meg/L
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TGL
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
|
Gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit
berhubungan dengan mual muntah yang berlebihan
|
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NAMA :Ny.”SP"
UMUR :45th
Dx KEPERAWATAN
|
TUJUAN
|
KRITERIA HASIL
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Gangguan kebutuhan cairan elektrolit yang
berlebihan
Dx : pasien mengatakan sering BAB dan lemah
dalam menggerakkan kaki
Do : k/u : lemah
TTV : TD: 120/80 mmHg
N : 120/mnt, s : 36,50C
RR : 18/mnt
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama
2x24 jam diharapkan kebutuhan cairan dan elektrolit dapat terpenuhi
|
-
k/u : baik
-
kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi
-
pasien dapat melakukan aktivitas seperti biasa
|
-
Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarga
-
Observasi TTV
-
Anjurkanpasien untuk benyak minum sedikit tapi sering
|
-
Terjalin rasa percaya pada tenaga medis
-
Mengetahui perkembangan pasien
-
Membantu pemulihan kebutuhan ciaran dan elektrolit
|
IMPLEMENTASI
Nama Pasien :Ny.”SP”
No.Reg :809
TGL
|
TINDAKAN
|
TTD
|
22-02-11
23-02-11
|
1.
Observasi TTV
TD:120/80mmHg ,S:36,3’C
,N:88/mnt ,RR:18/mnt
2.
Mengurangi beban pikiran pasien,dan memberi motivasi
misalnya menganjurkan pasien untuk minum sedikit tapi sering.
3.
Berikan lingkungan yang nyaman agar pasien dapat
beristirahat dengan tenang
1.
Observasi TTV
TD:120/90mmHg ,S:36,5’C
,N:84/mnt ,RR:20/mnt
2.
Mengurangi beban pikiran pasien dan memberi motivasi
Misalnya anjurkan pasien untuk minum
sedikit tapi
sering
3.
Menjelaskan
tentang penyakit yang sedang dialami
4.
Memberi motivasi pada pasien agar dapat menambah
rasa percaya diri
|
|
EVALUASI
Nama :Ny.”SP”
Umur :45th
Tgl
|
Evaluasi
|
|
22/02/2011
|
S : pasien mengatakan masih mual, muntah
BAB sering
O : k/u : lemah
TD : 120/80 mmHg, N : 120/mnt
S : 36,50C. RR : 18/mnt
Muntah sebanyak 3x
Inf : RL grojok Ds 1/25 grojok
A : masalah belum teratasi
P : pemberian inf RL dan inj (ranitidin)berlanjut
|
|
23/02/2011
|
S : pasien mengatakan keadaan masih lemah,
BAB + muntah jarang
O : k/u : cukup
TD : 120/70 mmHg, N : 110/mnt
S : 36,30C , RR : 24/mnt
A : masalah teratasi sebagian
P : pemberian inf RL dan inj (ranitidin)masih berlanjut
|
|
BAB III
PENUTUP
v KESIMPULAN
Dalam
pembahasan kali ini,kita dapat memahami dan
mengetahui tentang pemenuhan Cairan
Elektrolit Tubuh pada klien,yang di antaranya pokok
yang harus ada:
Distribusi cairan tubuh adalah relatif tergantung pada
ukuran tubuh itu sendiri.
- dewasa 60%
- anak-anak 60 – 77%
- infant 77%
- embrio 97%
- manula 40 – 50 %
pada
manula, prosentase total cairan tubuh berkurang di karenakan sudah mengalami
kehilangan jaringan tubuh.
- intracellular volume = total body water – extracellular
volume.
- interstitial fluid volume = extracellular fluid volume
– plasma volume.
- total bloods volume = plasma volume / (1 - hematocrite).
v SARAN
Demi kebaikan dan kesempurnaan makalah (tentang pemenuhan Cairan Elektrolit Tubuh) yang dibuat penyusun, diharapkan adanya saran-saran
yang membangun. Dikarenakan penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam
penyusunan (tentang pemenuhan Cairan Elektrolit Tubuh) ini.
DAFTAR PUSTAKA
C.Pearce, Evelyn n barbara.
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA. Jakarta: PT Grahamedia Pustaka Utama, 1992.
Sumber: Barbara
C. Long, 1989
Gibson, John. Asuhan keperawatan
Modern untuk Perawat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2003.
http://images.google.co.id/imgres=
(10 Februari 2008)
http://images.google.KDM.co.id/?Imgurl
(10 Februari 2008)
http://www.web-books.com/elibrary/medicine/Physiology/KDM prasat/divisions
(10
Februari 2008)
Gayton Hell. Asuhan keperawatan
mahasiswa keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2003.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar